Dalam manuver tajamnya itu, Prabowo memilih untuk menempatkan dirinya bukan sebagai capres, tetapi sebagai king maker. Artinya, SBY memberikan kesempatan pada Gatot Nurmantyo untuk menggantikan posisinya sebagai calon presiden.
Manuver Prabowo ini akan menjadi ancaman besar bagi kutub Megawati dan kutub SBY mengingat kutub Prabowo memiliki dua kekuatan yang memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi.
Bisa dibilang, bergabungnya Gatot Nurmantyo dengan kutub Prabowo ini mirip dengan bergabungnya Deddy Mizwar dengan Dedi Mulyadi dalam Pilgub Jabar 2018.
Memang sampai detik ini indkasi manuver Prabowo itu belum nampak. Namun jika sedikit saja Prabowo mengeluarkan sinyal akan bermanuver, pastinya kutub Megawati, terlebih kutub Prabowo akan bereaksi cepat.