Ambil contoh dalam putaran pertama Pilgub DKI 2017, Ahok-Djarot yang maju sebagai calon petahana dikerubuti oleh dua pasangan calon lainnya, AHY-Sylviana dan Anies-Sandi.
Dalam putaran pertama tersebut, nyaris tidak satu pun serangan dari kubu AHY-Sylviana yang menyasar Anies-Sandi. Demikian juga sebaliknya. Kedua kubu sama-sama menyerang Ahok-Djarot yang berstatus calon petahana.
Baru pada putaran kedua, sejumlah pergeseran terjadi. Dari yang awalnya menentang dengan berbagai macam serangan, menjadi pendukung dengan segalam puja dan puji.
Pilgub DKI 2012 bisa dijadikan rujukannya. Pada putaran pertama, semua calon menyerang pasangan Foke-Nara. Ketika itu, kubu Hidayat Nurwahid (HNW) dari PKS yang berpasangan dengan kader PAN Didik J Rahbini menyerang Foke dari berbagai penjuru.