Sontak saat tu juga terjadi perubahan sikap dar kader-kader PKS. Kader-kader partai dakwah yang semula tidak sekali pun menyerang Jokowi, menjadi yang paling santer melontarkan berbagai serangannya, termasuk yang bermuatan fitnah dan hoax.
Tidak tanggung-tanggung kader dakwah partai Islam milik Allah ini menggunakan ayat-ayat Al Quran untuk mengkampanyekan kemenangan Foke. Sampai-sampai, para kader dakwah memviralkan sebuah artikel
http://www.kompasiana.com/rizagassner/kemenangan-foke-telah-tertulis-1433-tahun-lalu_5512dba5813311684abc5fdb
(Karena dinilai bertentangan dengan aturan main Kompasiana, artikel tersebut telah dihapus. Demikian juga dengan salinannya yang diposting di Kaskus https://archive.kaskus.co.id/thread/15791501/940#959)
Itulah kondisi Pilgub DKI 2012 dan 2017. Kondisi ini sangat umum terjadi di daerah mana pun di Indonesia. Di Cirebon, Nasruddin Aziz yang bakal maju sebagai calon petahana dalam Pilwalkot Cirebon pastinya akan dikeroyok pasangan yang menjadi pesaingnya,
Begitu juga dengan Pilpres 2019. Jokowi yang maju sebagai calon petahana pastinya akan dikeroyok. Dengan catatan, Pilpres 2019 diikuti 3 pasangan calon.
Segala jenis serangan pastinya akan dilontarkan dari segala penjuru ke arah Jokowi. Para penyerangnya tidak akan segan-segan membawa-bawa Allah.
Masih ingat dalam Pilgub DKI 2017, ada yang membuat meme “Allah menyukai yang ganjil. Pilihlah nomor ganjil”. Tidak jelas siapa pembuatnya. Hanya saja penyebar meme adalah kelompok yang “itu-itu” juga.
Hasilnya, sekalipun dikeroyok oleh nomor ganjil yang disukai Allah, nomor genap keluar sebagai pemenangnya.
Masih belum kapok. Pada putaran kedua disebarkan meme “angka 2 seperti arit lambang PKI. Angka 3 seperti lafadz Allah” Ini juga tidak jelas siapa pembuatnya, teta[i pemviralnya kelompok yang itu lagi-itu lagi.
Kali ini benar, angka 3 yang mirip lafadz Allah itu menang atas angka 2 yang mirip arit simbol PKI. Tetapi, betapa lemah, kerdil, dan kecilnya Allah kalah hanya menang 58% dari PKI.