Terjadilah pertarungan antara Bima dengan ular. Sang naga melilit Bima sampai hanya tertinggal lehernya, menyemburkan bisa bagai air hujan. Bima yang tidak berdaya mengira ia akan mati. Tapi, ia teringat dengan kuku Pancanaka yang dimilikinya, Bima menancapkan kuku sakti itu di badan ular. Darah memancar deras. Ular besar itu mati.
Pertempuran melawan naga itu membuat Bima yang perkasa hampir kehabisan tenaga. Ia diombang-ambingkan oleh gelombang samudra yang besar. Berulang kali dibenturkan ke batu karang yang keras dan tajam. Putra kedua Pandawa ini semakin terpuruk dan mendekati ajalnya.
Jauh di Astina, Prabu Duryudana bersama para Kurawa bersukacita membayangkan kematian Bima. Kematian Bima merupakan kemenangan Kurawa sebelum Baratayudha dimulai. Kemenangan dalam Baratayudha artinya kekuasaan akan tetap dalam genggaman Kurawa bersaudara.
Nasib Jokowi pun hampir sama dengan Bima. Ia diombang-ambing gelombang konflik kepentingan. Tidak hanya itu, dalam berbagai persoalan, Jokowi berbenturan dengan pendukungnya sendiri.