Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, pertemuan antara SBY dan Prabowo yang berlangsung semalam, Kamis 27 Juli 2017 tidak bermuara pada keputusan untuk berkoalisi.
(https://tampang.com/detail/akankah-sby-mendukung-sosok-yang-pernah-disebutnya-sebagai-drakula-1870.php)
Dan, hasil pertemuan itu kembali menunjukkan kesalahan analisa dari sejumlah pengamat yang mengatakan SBY dan Prabowo akan berkoalisi.
Sampai kapan pun peta politik para jenderal purnawirawan “alumni” konflik 98 tidak akan pernah berubah. Kedua kelompok, sebut saja pro-Wiranto dan pro-Prabowo, masih menggenggam bara permusuhan.
Pro-Wiranto pastinya tidak akan memberi ruang gerak bagi Prabowo dan jenderal purnawirawan pendukungnya. Bagi kelompok pro-Wiranto, lebih baik Indonesia dipresideni oleh yang bukan siapa-siapa ketimbang harus dikuasai oleh Prabowo Cs.
Saat ini, menurut sejumlah rilis survei, elektabilitas Prabowo berada jauh di bawah Jokowi . Hasil survei ini mirip dengan rilis survei sebelum Pilpres 2014. Pada saat itu elektabilitas Prabowo berkisar antara 18-23%, sementara elektabilitas Jokowi berada di kisaran 33-35%.