Tampang.com - Ketika mengakhiri sebuah hubungan asmara, banyak orang merasakan galau. Apakah putus merupakan hal yang benar, atau dilanjutkan? Jika kamu mengalaminya, tak perlu takut, banyak orang memiliki pengalaman yang sama denganmu.
Berdasarkan rentetan studi yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science, hampir 50 persen orang merasa ambivalen sebelum mengakhiri hubungan, seperti dilansir Women's Health, Minggu (23/9/2017).
Hasil ini didapatkan dari survei yang dilakukan para peneliti dari University of Utah, AS, dan University of Toronto, di Kanada. Mereka menanyakan apa alasan mereka untuk tetap bertahan atau memutuskan hubungan.
Orang yang memutuskan untuk mempertahankan hubungan beralasan karena pengorbanan yang telah dilakukan, kewajiban keluarga, atau karena meyakini bahwa hubungan dapat membaik dan pasangan dapat berubah.
Namun, 66 persen dari responden mengungkapkan bahwa mereka mampu mempertahankan hubungan karena merasa telah dekat dengan pasangan.
Sedangkan di sisi lain, orang-orang yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka memiliki alasan pertengkaran yang terus-menerus atau kepercayaan yang dilanggar. Bahkan, sebanyak 47 persen responden mengatakan, kebohongan dan perselingkuhan adalah alasan mereka untuk putus.