Namun, 66 persen dari responden mengungkapkan bahwa mereka mampu mempertahankan hubungan karena merasa telah dekat dengan pasangan.
Sedangkan di sisi lain, orang-orang yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka memiliki alasan pertengkaran yang terus-menerus atau kepercayaan yang dilanggar. Bahkan, sebanyak 47 persen responden mengatakan, kebohongan dan perselingkuhan adalah alasan mereka untuk putus.
Namun, apa yang paling mencolok dari studi ini adalah mereka yang mempertimbangkan untuk berpisah atau bercerai. Sekitar 40 persen partisipan memiliki perasaan campur aduk dan tidak yakin. Perasaan ini semakin besar di antara pasangan yang saling bergantung satu sama lain.
"Perasaan yang tidak yakin saat akan mengakhiri hubungan adalah hal yang biasa," ujar Jane Greer, Ph.D., pakar hubungan dari New York sekaligus penulis buku What About Me? Stop Selfishness From Ruining Your Relationship.