Tak hanya itu, penemuan lain yang sangat penting terjadi di Pegunungan Rocky pada tahun 2007, di mana arkeolog Craig Lee berhasil menemukan artefak dari lapisan es tertua yang pernah ditemukan. Artefak tersebut adalah alat melempar anak panah atau lembing yang terbuat dari bahan alami. Bagian poros dari alat tersebut terbuat dari pohon muda kulit birch.
Pengujian dengan metode penggalan karbon mengindikasikan bahwa artefak ini berasal dari sekitar 10.300 tahun yang lalu. Penemuan ini tidak hanya menjelaskan tentang teknologi manusia primitif, tetapi juga memberikan petunjuk berharga tentang perilaku dan kebiasaan yang diterapkan oleh nenek moyang kita pada masa itu.
Dengan semakin banyaknya penemuan semacam ini, kita mulai memahami betapa kompleksnya hubungan antara manusia dan lingkungan di masa lalu. Es yang mencair menghadirkan lebih dari sekadar peningkatan permukaan laut; ia juga membuka gerbang ke dunia yang telah lama hilang, yang mencakup kisah-kisah mendalam tentang kehidupan dan perjuangan umat manusia. Selain itu, penemuan artefak dan sisa-sisa manusia ini juga mengundang pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana perubahan iklim yang terjadi pada masa lalu telah mempengaruhi pola hidup dan migrasi manusia.
Proses pencairan es yang terjadi saat ini juga memunculkan berbagai jenis temuan biologis, termasuk flora dan fauna yang telah terawetkan dalam kondisi dingin. Penemuan-penemuan ini tidak hanya berkontribusi pada pemahaman kita tentang variabilitas iklim masa lalu tetapi juga memberi petunjuk tentang bagaimana ekosistem dapat beradaptasi atau beradaptasi dengan perubahan yang sedang berlangsung. Penelitian-penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang ekosistem yang pernah ada serta dampaknya terhadap keanekaragaman hayati modern.