Kurikulum di Singapura dirancang untuk menumbuhkan pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah, bukan sekadar menghafal fakta. Ada penekanan kuat pada mata pelajaran inti seperti matematika, sains, dan bahasa Inggris, tetapi juga ada ruang untuk seni, musik, dan olahraga. Ranking pendidikan yang tinggi ini tidak datang begitu saja; ia adalah hasil dari kurikulum yang menantang namun relevan, yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Siswa diajarkan untuk tidak hanya tahu "apa," tetapi juga "mengapa" dan "bagaimana."
Meskipun sistemnya kompetitif, terutama menjelang ujian nasional seperti PSLE (Primary School Leaving Examination) di sekolah dasar dan O-Level atau A-Level di sekolah menengah, ada upaya berkelanjutan untuk mengurangi tekanan yang berlebihan. Pemerintah dan sekolah terus melakukan reformasi belajar yang berfokus pada pengembangan holistik siswa, bukan hanya nilai akademik. Ada inisiatif untuk mendorong pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, dan kegiatan ekstrakurikuler yang mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Tujuannya adalah menciptakan siswa yang berprestasi secara akademik sekaligus memiliki karakter yang kuat dan seimbang.
Sistem pendidikan Singapura juga dikenal karena kemampuannya untuk beradaptasi dan berinovasi. Mereka secara teratur meninjau dan memperbarui kurikulum agar tetap relevan dengan perubahan global. Misalnya, ada penekanan yang meningkat pada keterampilan digital, kewirausahaan, dan literasi global. Mereka juga mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.