Di berbagai sudut rumah, mungkin tanpa disadari, ada serangga kecil berbentuk pipih, berwarna abu-abu kecoklatan, yang sering menempel di dinding atau langit-langit. Dialah kamitetep (nama ilmiah: Phereoeca uterella), serangga yang sering luput dari perhatian karena ukurannya yang mungil dan gerakannya yang lambat. Namun, jangan salah, di balik penampilannya yang tidak mencolok, kamitetep menyimpan potensi bahaya yang serius, terutama bagi kulit manusia. Mengenali dan memahami bahaya serangga ini menjadi penting untuk melindungi diri dan keluarga.
Kamitetep adalah larva dari sejenis ngengat kantung (case-bearing moth) yang termasuk dalam famili Tineidae. Ciri khasnya adalah "rumah" atau kantong pipih yang selalu dibawanya kemana-mana. Kantong ini terbuat dari serat kain, debu, rambut, atau partikel kecil lainnya yang direkatkan dengan air liur larva. Kantong ini berfungsi sebagai kamuflase dan perlindungan dari predator. Kamitetep dewasa berbentuk ngengat kecil berwarna cokelat keabu-abuan, tetapi fase larvanya lah yang menjadi masalah.
Mereka umumnya ditemukan di tempat-tempat lembap dan kurang terawat, seperti lemari pakaian yang jarang dibuka, gudang, bawah furnitur, atau bahkan di sela-sela buku. Mereka memakan serat alami seperti wol, sutra, kapas, bulu, dan bahkan jamur serta sisa-sisa organik lainnya.
Bahaya Gigitan Kamitetep pada Kulit
Meskipun ukurannya kecil, gigitan kamitetep bisa sangat mengganggu dan berbahaya. Bahaya utama bukan pada gigitan itu sendiri, melainkan pada reaksi alergi yang dapat ditimbulkannya. Saat larva merasa terancam atau terhimpit (misalnya saat kita tidak sengaja menekan atau menggaruknya), ia akan mengeluarkan cairan iritan atau protein tertentu sebagai mekanisme pertahanan diri. Cairan inilah yang memicu reaksi pada kulit.