Investigasi KNKT lebih lanjut mengungkap bahwa desain kemiringan melintang jalan di lokasi kejadian tidak optimal dalam mengalirkan air hujan secara efektif. Akibatnya, terbentuk genangan air di bahu dalam jalan, yang sangat memengaruhi stabilitas kendaraan, terutama kendaraan berat dengan konfigurasi sumbu panjang seperti truk trailer. Meskipun pemeriksaan teknis menunjukkan sistem pengereman truk berfungsi dengan baik, kondisi jalan yang basah dan perbedaan gaya gesekan antara roda kanan dan kiri menyebabkan kendaraan kehilangan kendali saat melakukan pengereman.
Faktor yang turut berkontribusi pada tingkat fatalitas dan cedera berat adalah kesulitan pengemudi dalam mengendalikan truk trailer setelah jackknifing. Dibutuhkan waktu dan lintasan yang panjang untuk mengembalikan posisi simetris antara traktor dan trailer, atau untuk mengoreksi kondisi jackknifing. KNKT menjelaskan, "Secara teori, pengemudi seharusnya melepaskan remnya. Jika tidak panik, salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah pengereman hanya pada trailer tanpa menggunakan service brake." Namun, pada insiden tersebut, truk trailer yang melaju sekitar 70 km/jam di jalur kanan tidak dapat menghindari tabrakan dengan kendaraan di depannya yang melambat akibat penyempitan jalur.