Kendala utama yang dihadapi adalah lambatnya realisasi perbaikan dari pemerintah. Johana menegaskan bahwa rencana perbaikan sudah lama ada, namun belum terealisasi hingga saat ini. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan efisiensi dan ketegasan dari pemerintah dalam menangani masalah banjir.
Selain itu, ia juga menyoroti kesulitan akses untuk ambulans dan pemadam kebakaran saat terjadi banjir. "Akses jalan paling cepat menjadi sulit, dan jalur alternatif biasanya sangat macet," tambahnya. Kendala akses ini merupakan hal yang sangat kritis ketika terjadi bencana banjir dan perlu segera diatasi.
Sebagai solusi sementara, Johana bersama relawan siaga warga Majalaya telah berusaha memasang CCTV di wilayah Cidawolong untuk memantau situasi dan membantu ambulans yang terjebak banjir. "Kami berpatungan untuk memasang CCTV, dan Polsek Majalaya juga sudah memasang CCTV, yang sangat membantu dalam situasi seperti ini," terangnya. Tindakan ini menunjukkan keterlibatan dan inisiatif warga setempat dalam menangani masalah banjir.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Majalaya, Kompol Aep Suhendi, menjelaskan bahwa banjir yang melanda wilayah itu terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan berasal bukan hanya dari Majalaya, tapi juga dari hujan di daerah pegunungan yang ada di atas wilayah tersebut. Informasi mengenai sumber air banjir ini memberikan gambaran mengenai kompleksitas masalah banjir yang dihadapi oleh Majalaya.