Kelas hampir usai....kurang lebih seperti itu mungkin jika cerita temanku kuberi judul. Kisah ini sebenarnya sudah aku tahu sejak beberapa waktu yang lalu. Namun, rasanya baru hari ini aku dapat lebih paham maksud cerita tersebut. Ada seorang teman, dia adalah seorang guru. Dia menceritakan pengalamannya ketika ia mengajar di sebuah sekolah. Di awal tahun ia bekerja sebagai guru, entah mengapa rasanya waktu berjalan sangat lambatnya. Waktu antara jam pelajaran ke jam pelajaran selanjutnya seakan terasa sangat panjang. Apalagi waktu antara ia masuk kerja dengan pulang kerja. Itu adalah pengalaman awal tahun ia menjadi guru. Ketika ia hanya berfokus pada ‘jam kerja’.
Akhirnya waktu berjalan, tahun berganti tahun. Tak ada lagi waktu antara jam pelajaran satu dengan jam pelajaran selanjutnya yang seakan terasa panjang. Yang ada bahwa ia selalu kekurangan jam pelajaran. Seakan waktu jam pelajarannya kurang! Padahal, jika dilihat sejak ia di tahun pertaman hingga ia di tahun kesekian, waktu jam pelajaran tetaplah sama. Yang berubah adalah dia...dia yang kemudian berhasil ‘belajar’ dari setiap jam pelajaran-pelajarannya. Ia menceritakan, ternyata menjadi guru, bukanlah ‘mengajar’ namun justru ‘belajar’! ‘Belajar’ dari setiap kejadian, dari berbagai karakter anak, karakter patner, karakter orangtua, karakter pelajaran, dan yang terpenting adalah bagaimana mempelajari karakter diri ketika menghadapi berbagai karakter pada hal-hal di atas.