Mayoritas Warga Berprofesi sebagai Nelayan Kerang
Mul juga mengungkapkan bahwa penumpukan limbah kulit kerang ini terjadi karena sebagian besar warga Cilincing memang merupakan nelayan kerang. Ketergantungan ekonomi pada sektor ini secara langsung berkorelasi dengan volume limbah yang dihasilkan, menjadikan permasalahan ini semakin kompleks dan terkait erat dengan mata pencarian masyarakat.
Dampak Lingkungan dan Kebutuhan Solusi Konkret
Meskipun warga masih berharap pada proses alam, penumpukan limbah setinggi lima meter tentu saja menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan. Aroma, potensi sarang hama, dan gangguan terhadap ekosistem pantai menjadi ancaman yang nyata. Kondisi ini mendesak pemerintah daerah untuk segera mencari solusi konkret dan berkelanjutan, bukan hanya menunggu "kikisan alami" yang terbukti terhambat.
Mendesak Inovasi Pengelolaan Limbah di Komunitas Pesisir
Kasus limbah kulit kerang di Cilincing ini menjadi contoh penting bagaimana perubahan infrastruktur dapat berdampak pada kebiasaan masyarakat dan lingkungan. Dibutuhkan inovasi dalam pengelolaan limbah, mungkin dengan mencari cara untuk mengolah kulit kerang menjadi produk bernilai tambah, atau menyediakan fasilitas pembuangan khusus yang sesuai. Hal ini penting demi menjaga kebersihan lingkungan dan keberlanjutan hidup masyarakat pesisir.