Sementara Korea Selatan telah menjelma menjadi benchmark global dalam urusan kecepatan internet dan adopsi teknologi digital. Kehidupan warganya sudah lekat dengan sistem transportasi canggih, layanan pendidikan berbasis AI, dan sistem pembayaran tanpa sentuhan.
Apa yang membuat mereka sukses? Bukan hanya karena teknologi, tapi karena adanya visi jangka panjang, investasi infrastruktur sejak dini, dan peningkatan literasi digital secara menyeluruh.
Singapura dan Tiongkok Bangun Ekosistem Teknologi yang Terintegrasi
Singapura menjadi contoh bagaimana negara kecil bisa menjadi besar dalam transformasi digital. Melalui inisiatif Smart Nation, pemerintah Singapura mengintegrasikan data lintas sektor: dari pengawasan kota lewat CCTV berbasis AI, layanan publik yang cepat, hingga sistem kesehatan terpadu yang efisien.
Tiongkok juga menjadi kekuatan besar dalam ekosistem digital dunia. Meski menghadapi kritik soal kontrol data dan privasi, negara ini berhasil membangun masyarakat cashless yang sepenuhnya tergantung pada teknologi digital. WeChat dan Alipay tidak hanya menjadi dompet elektronik, tapi juga alat komunikasi, pembayaran tagihan, hingga layanan transportasi.
Indonesia Butuh Lebih dari Sekadar Aplikasi dan Jaringan
Transformasi digital tidak bisa hanya bertumpu pada teknologi semata. Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam membangun fondasi digital yang kuat dan merata.
Pertama, literasi digital masih rendah di banyak daerah. Masih banyak masyarakat yang belum memahami risiko keamanan siber, hoaks digital, dan cara menggunakan teknologi secara bijak. Kedua, SDM digital—terutama di bidang programming, cybersecurity, dan AI—masih sangat kurang, baik dari segi jumlah maupun kualitas.