Sebagai langkah preventif, pemantauan kondisi fisik dan psikologis sopir juga perlu ditingkatkan. Diperlukan sistem yang memastikan bahwa sopir telah menjalani istirahat yang cukup sebelum melanjutkan tugasnya. Jika ditemukan indikasi kelelahan, langkah-langkah pencegahan yang lebih intensif harus segera diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Di samping itu, perusahaan-perusahaan transportasi juga perlu memberikan pelatihan dan edukasi tentang bahaya kelelahan saat mengemudi kepada para sopir. Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan istirahat yang cukup dalam menjalankan tugas sebagai sopir akan membantu mengurangi risiko kecelakaan akibat kelelahan.
Dalam hal ini, pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting dalam mengawasi dan menegakkan kebijakan terkait keselamatan transportasi. Pengawasan terhadap prosedur penugasan sopir, kondisi kendaraan, dan penerapan aturan lalu lintas yang ketat akan menjadi landasan utama untuk menciptakan lingkungan transportasi yang aman bagi masyarakat.
Di era digital seperti saat ini, penerapan teknologi juga dapat memberikan kontribusi besar dalam memantau kondisi sopir dan kendaraan. Misalnya, pemasangan alat pemantau kelelahan sopir (driver fatigue monitoring system) atau alat pencegah kecelakaan otomatis (automatic emergency braking system) dapat membantu mencegah kecelakaan akibat kelelahan sopir.