Proyek ini melibatkan kerja sama antara perusahaan nasional dan mitra asing, namun dengan komitmen dominasi saham dipegang oleh Indonesia.
Langkah Nyata Menuju Kemandirian Energi
Smelter ini akan menjadi bagian penting dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Pemerintah menargetkan bahwa bahan baku baterai bisa dipasok secara lokal mulai tahun 2027, sehingga mengurangi ketergantungan impor dan menekan biaya produksi kendaraan listrik.
Pihak Kementerian ESDM menyebut proyek ini sebagai “tulang punggung hilirisasi nikel” untuk masa depan industri otomotif berbasis listrik di Indonesia.
Dampak Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Pembangunan smelter nikel ini diperkirakan menyerap lebih dari 10.000 tenaga kerja selama masa konstruksi dan operasional. Selain itu, efek domino terhadap pertumbuhan UMKM lokal, infrastruktur pendukung, dan pelatihan tenaga kerja juga tengah dipersiapkan.