Dokter Spesialis Radiologi lulusan Universitas Indonesia, dr. Yonathan William, Sp.Rad, menyoroti masih adanya ketimpangan distribusi alat Magnetic Resonance Imaging (MRI) di berbagai provinsi di Indonesia. Ia mencontohkan kondisi di Bengkulu, yang hingga kini tidak memiliki satu pun MRI yang berfungsi, sehingga warga harus menempuh perjalanan hingga 490 kilometer atau sekitar 10 jam dengan mobil untuk bisa mendapatkan layanan pemeriksaan.
Berdasarkan data 2023, ketimpangan itu juga terlihat di beberapa provinsi lain. Kalimantan Barat misalnya, hanya memiliki dua unit MRI untuk melayani lebih dari 5 juta penduduk, sementara Sumatera Barat dengan populasi 5,5 juta jiwa hanya memiliki empat alat. Riau memiliki lima unit MRI untuk 6,8 juta penduduk, meski disebut akan segera menambah satu unit lagi. Kondisi ini cukup memprihatinkan, terlebih di wilayah-wilayah dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang cukup tinggi.