Kepala Intelijen Militer Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva, mengundurkan diri dari jabatannya karena dinilai gagal dalam memprediksi aksi serangan roket yang dilancarkan oleh Hamas selama konflik terbaru di Jalur Gaza. Keputusan pengunduran diri ini menjadi sorotan di tengah-tengah situasi politik yang tegang di Israel.
Serangan roket yang dilancarkan oleh Hamas berhasil memberikan tekanan besar kepada kekuatan militer Israel. Dalam konflik tersebut, ribuan roket ditembakkan ke arah Israel, memicu retaliasi keras dari pihak Israel yang mengakibatkan puluhan warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka. Hal ini menjadi penghinaan bagi kekuatan militer Israel yang dianggap memiliki sistem pertahanan yang kuat.
Pengunduran diri Mayor Jenderal Aharon Haliva menjadi tanda tanya besar terkait keefektifan strategi pertahanan Israel dalam menghadapi ancaman dari Gaza. Meskipun Israel memiliki teknologi canggih dan kekuatan militer yang besar, serangan roket yang dilakukan oleh Hamas mampu menembus sistem pertahanan Iron Dome, yang seharusnya dapat menghalau roket-roket tersebut.