Pengaruh Geografis dan Migrasi Penduduk
Secara geografis, Cirebon memang berada di zona transisi. Wilayah Cirebon bagian selatan dan barat daya berbatasan langsung dengan daerah-daerah yang mayoritas penduduknya berbahasa Sunda, seperti Kuningan, Majalengka, dan sebagian Brebes selatan. Sementara itu, Cirebon bagian timur dan utara lebih dekat dengan wilayah berbahasa Jawa, seperti Tegal dan Brebes utara.
Pergerakan penduduk atau migrasi, baik itu karena faktor ekonomi, pernikahan, atau mencari kehidupan yang lebih baik, juga punya andil besar. Warga dari daerah Sunda sering berpindah ke Cirebon untuk bekerja atau berdagang, membawa serta bahasa dan kebiasaan mereka. Begitu juga sebaliknya, orang Jawa yang datang ke Cirebon membawa bahasa Jawa. Seiring waktu, komunitas-komunitas ini berinteraksi, menciptakan bilingualisme atau bahkan multilingualisme di tingkat lokal. Generasi penerus tumbuh dengan terpapar kedua bahasa ini.
Lahirnya Bahasa Jawa Cirebon: Sebuah Perpaduan Unik
Dari percampuran ini lahirlah Bahasa Jawa Cirebon, atau Basa Cerbon. Ini bukan Bahasa Jawa standar seperti di Solo atau Yogyakarta, juga bukan Bahasa Sunda murni. Bahasa Jawa Cirebon adalah dialek Bahasa Jawa yang punya banyak serapan kata dari Bahasa Sunda. Struktur kalimatnya mungkin cenderung Jawa, tapi kosakatanya seringkali diisi dengan kata-kata khas Sunda, atau bahkan kata-kata hybrid yang merupakan gabungan keduanya, serta pengaruh dari bahasa Melayu dan Arab karena jalur perdagangan.