Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa adalah entitas yang hidup, yang terus berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan sosial dan geografisnya. Bahasa Jawa Cirebon adalah bukti nyata betapa kayanya proses akulturasi yang terjadi di wilayah ini, menciptakan identitas linguistik yang unik dan berbeda dari daerah lain. Ini juga kenapa ada perbedaan dialek di antara sesama penutur Bahasa Jawa Cirebon, tergantung seberapa dekat mereka dengan perbatasan Sunda atau Jawa.
Konsekuensi Sosial dan Identitas Lokal
Dua bahasa yang hidup berdampingan ini juga punya konsekuensi sosial. Kadang, ada pemisahan area tidak tertulis. Wilayah pedesaan Cirebon yang berbatasan langsung dengan Kuningan atau Majalengka, misalnya, lebih banyak penutur Bahasa Sundanya. Sementara daerah perkotaan atau pesisir cenderung dominan dengan Bahasa Jawa Cirebon.
Bagi sebagian orang, Bahasa Jawa Cirebon adalah simbol identitas lokal yang kuat, sebuah kebanggaan tersendiri yang membedakan mereka dari orang Jawa atau Sunda lainnya. Sementara bagi yang lain, kemampuan menuturkan Bahasa Sunda adalah cerminan kedekatan mereka dengan budaya Tatar Pasundan. Keduanya saling melengkapi dan menunjukkan kekayaan budaya yang dimiliki Cirebon.