Nyoman juga membagikan rincian mengenai sektor-sektor yang terlibat. Dari lima perusahaan yang berada dalam pipeline, terdapat dua dari sektor barang baku, satu dari sektor energi, satu dari sektor keuangan, dan satu lainnya dari sektor transportasi dan logistik. Variasi sektoral ini menunjukkan ketertarikan yang luas dari perusahaan di berbagai industri untuk memperoleh modal melalui pasar modal.
Selain itu, BEI juga menjelaskan bahwa terdapat delapan emisi yang berasal dari lima penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) yang juga mencatatkan dirinya dalam antrean untuk menerbitkan emisi EBUS di pasar modal. Hingga pertengahan Juli 2025, total sudah ada 113 emisi dari 65 penerbit EBUS yang berhasil menghimpun dana hingga Rp129,2 triliun.
Dalam konteks aksi rights issue, sebanyak sepuluh perusahaan telah berhasil melakukan langkah ini dengan total nilai mencapai Rp9,51 triliun pada 18 Juli 2025. Saat ini, ada empat perusahaan yang juga berencana untuk melakukan rights issue. Perusahaan-perusahaan ini terdiri dari dua perusahaan dalam sektor barang baku, satu dari sektor transportasi dan logistik, serta satu lagi berasal dari sektor kesehatan.
Nyoman menunjukkan rasa optimisnya terhadap pencapaian target IPO yang diharapkan sebanyak 66 perusahaan pada tahun ini. Ia menjelaskan bahwa saat ini banyak perusahaan sedang melakukan pembaruan laporan keuangan sampai dengan periode Juni 2025 (semester I-2025). Setelah proses tersebut selesai, mereka akan mengajukan dokumen kelengkapan IPO kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI.