Mengapa Sering Terjadi Perbedaan Penetapan Lebaran?
Di Indonesia, perbedaan penetapan Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah bukanlah hal baru. Ini disebabkan oleh dua metode utama dalam menentukan awal bulan Hijriah:
-
Metode Rukyatul Hilal (Pemerintah dan NU)
-
Bergantung pada pengamatan langsung terhadap hilal.
-
Jika hilal tidak terlihat, bulan Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal).
-
Mengacu pada kriteria MABIMS, yang menetapkan syarat minimal tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
-
Metode Hisab Wujudul Hilal (Muhammadiyah)
-
Berdasarkan perhitungan astronomi tanpa perlu melihat hilal secara langsung.
-
Jika hilal sudah berada di atas ufuk, maka keesokan harinya langsung masuk bulan baru.
-
Tidak mempertimbangkan kriteria minimal ketinggian hilal seperti dalam metode MABIMS.
Contoh Perbedaan Penetapan di Tahun Sebelumnya
Perbedaan metode ini pernah menyebabkan Lebaran jatuh pada hari yang berbeda di beberapa tahun sebelumnya.
Misalnya, pada tahun 2022, Muhammadiyah merayakan Idul Fitri pada 2 Mei, sedangkan pemerintah menetapkan 3 Mei sebagai 1 Syawal karena hilal dinilai terlalu rendah untuk bisa diamati.