Media sosial telah menjadi wadah yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan berita dan isu-isu nasional. Salah satu isu nasional terkini yang mendapatkan reaksi hebat di media sosial adalah kontroversi terkait kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Isu ini telah memicu perdebatan sengit di kalangan masyarakat dan memunculkan berbagai reaksi, baik dari pendukung kebijakan maupun penentangnya.
Kebijakan kenaikan harga BBM diumumkan oleh pemerintah sebagai langkah untuk menyesuaikan harga BBM dengan harga pasar global yang terus meningkat. Pemerintah berargumen bahwa subsidi BBM selama ini telah membebani anggaran negara dan menghambat pembangunan infrastruktur yang lebih mendesak. Selain itu, pemerintah juga menyatakan bahwa kenaikan harga BBM diperlukan untuk mengurangi konsumsi BBM yang berlebihan dan mendorong penggunaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Namun, kebijakan ini langsung mendapatkan reaksi keras dari masyarakat. Di media sosial, tagar #TolakKenaikanBBM dan #RakyatProtes menjadi trending topics, mencerminkan ketidakpuasan dan kemarahan masyarakat terhadap keputusan pemerintah. Banyak yang berpendapat bahwa kenaikan harga BBM akan menambah beban ekonomi rakyat kecil, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi COVID-19. Masyarakat mengkhawatirkan kenaikan harga barang dan jasa yang akan mengikuti kenaikan harga BBM, yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat.
Di sisi lain, para pendukung kebijakan pemerintah juga tidak kalah vokal di media sosial. Mereka menggunakan tagar seperti #DukungKenaikanBBM dan #LangkahBerani untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kebijakan ini. Para pendukung berpendapat bahwa kenaikan harga BBM adalah langkah yang tepat dan berani untuk memperbaiki ekonomi negara dalam jangka panjang. Mereka berargumen bahwa dengan mengurangi subsidi BBM, pemerintah dapat mengalokasikan dana lebih besar untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.