Proses pembuatan Keris Majapahit juga merupakan aspek yang sangat menarik. Dalam tradisi pembuatannya, para empu menggunakan teknik khusus yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Bahan baku yang digunakan biasanya adalah logam yang diolah dengan ketelitian tinggi, dan setiap detail, termasuk pamor—corak yang terdapat pada bilah keris—diperhatikan dengan seksama. Pamor ini dianggap membawa makna filosofis tertentu yang berkaitan dengan kehidupan dan kepribadian pemiliknya.
Budaya Jawa melibatkan berbagai aspek dalam pembuatan dan penggunaan keris, seperti filosofi kehidupan, etika, dan hubungan sosial. Dalam konteks ini, keris tidak hanya dapat dipandang dari sisi materialnya, tetapi juga dari perspektif spiritual dan sosial. Penghormatan terhadap keris sebagai benda berharga dan sakral sangat nampak dalam berbagai upacara, di mana keris sering kali disertakan sebagai bagian dari persembahan.
Keris Majapahit juga mencerminkan pengaruh budaya luar yang masuk ke Nusantara, terutama dari India dan Tiongkok. Hal ini terlihat dari ragam desain dan bentuk yang diadopsi dalam proses pembuatannya. Dengan demikian, keris juga berfungsi sebagai wadah sejarah yang mencerminkan interaksi budaya antara berbagai bangsa yang pernah menjadi bagian dari sejarah panjang Nusantara.