Kepadatan bangunan dan volume kendaraan juga turut berkontribusi terhadap suasana panas di kota. Sedikitnya ruang untuk sirkulasi udara membuat panas terperangkap di antara gedung-gedung tinggi dan jalanan sempit, sehingga udara menjadi lebih gerah. Di samping itu, aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, mesin industri, dan peralatan elektronik menghasilkan emisi panas yang semakin memperparah kondisi suhu di perkotaan.
Dampak dari Urban Heat Island bukan sekadar menjadikan kita merasa tidak nyaman, tetapi juga berpotensi menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suhu yang tinggi dapat memicu risiko terkait kesehatan seperti stres panas, dehidrasi, hingga kematian, terutama pada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan individu dengan penyakit jantung atau masalah pernapasan.
Lebih jauh lagi, lonjakan suhu di perkotaan berimbas pada peningkatan konsumsi energi. Ketika suhu meningkat, penggunaan pendingin ruangan dan kipas angin juga mengalami lonjakan, yang pada gilirannya meningkatkan tagihan listrik secara signifikan. Selain itu, polusi udara juga memburuk, karena suhu tinggi mempercepat pembentukan ozon troposferik yang berbahaya bagi kesehatan.
Perubahan iklim yang tengah kita hadapi pun bertambah parah. Meningkatnya konsumsi energi berarti emisi gas rumah kaca juga akan meningkat, menciptakan siklus negatif yang menghambat upaya untuk menanggulangi dampak perubahan iklim global.