Amerika Serikat mengatakan memantau dengan cermat penyelidikan terhadap serangan udara keji Israel di Rafah, yang menewaskan banyak warga Palestina, termasuk bayi dan anak-anak. Washington menyebut serangan itu tragis, namun tidak melanggar batas AS. “Israel mengatakan ini adalah kesalahan yang tragis,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih, ketika ditanya apakah peristiwa pada akhir pekan itu termasuk dalam jenis “kematian dan kehancuran” yang telah diperingatkan oleh para pejabat AS dalam menahan lebih banyak bantuan kepada Israel.
Serangan yang dilaporkan terjadi di Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza yang secara administratif terletak di wilayah Palestina, telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan komunitas internasional. “Kami juga telah mengatakan bahwa kami tidak ingin melihat operasi darat besar-besaran di Rafah yang akan menyulitkan Israel untuk menyerang Hamas tanpa menimbulkan kerusakan besar dan berpotensi menimbulkan banyak korban jiwa. Kami belum melihat hal tersebut,” katanya, seraya mencatat bahwa sebagian besar operasi Israel dilakukan di koridor pinggiran Rafah.“Dan bukanlah kepentingan terbaik kita jika Israel semakin terisolasi di panggung dunia.” lanjut Kirby.
Pemerintah Palestina serta berbagai lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amnesty International telah mengutuk serangan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia. Mereka menyerukan agar pelaku serangan dituntut dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Di tengah kecaman ini, keputusan AS untuk tetap memberikan dukungan militer kepada Israel telah menimbulkan kekecewaan dan kebingungan di banyak negara.