Mereka semua melarikan diri dari berbagai teror yang tak terlukiskan, berusaha mencari perlindungan atau mencari penghasilan untuk keluarga di tanah kelahiran. Namun, di sisi lain, Eropa telah menerapkan kebijakan yang lebih ketat untuk mencegah kedatangan para pengungsi dan migran.
Kelompok-kelompok seperti para pengungsi dan migran ini telah menjadi sasaran kebijakan eksternalisasi Eropa, yang mencoba menciptakan zona buffer di sepanjang pesisir Laut Tengah Selatan, dengan harapan menguatkan "benteng Eropa". Bahkan, Pemerintah Uni Eropa telah menjalin kesepakatan senilai 7,4 miliar euro dengan Mesir dengan tujuan untuk melindungi perbatasan Eropa.
Dengan menyadari bahwa masalah migrasi kerap menjadi sorotan utama dalam politik Uni Eropa, terlebih menjelang pemilihan parlemen, Uni Eropa berupaya keras untuk membangun opini publik yang lebih toleran terhadap kedatangan para pengungsi dan migran. Meskipun demikian, kenyataannya adalah, para pengungsi dan migran seringkali menjadi kambing hitam atas berbagai masalah ekonomi yang terjadi di Eropa.