Akibat kepanikan yang melanda, sejumlah peserta job fair pingsan karena terhimpit massa yang berdesakan. Petugas medis yang disiagakan di lokasi pun sigap mengevakuasi para korban dan memberikan pertolongan pertama di area yang lebih aman.
“Luka sih enggak ada, cuma kebanyakan pingsan. Cewek, cowok banyak yang pingsan,” imbuh Ridwan, menyoroti dampak fisik dari kericuhan tersebut, meskipun tidak ada korban luka berat yang dilaporkan.
Ricuhnya acara ini sontak menuai kritik tajam dari para peserta. Menurut Ridwan, ketidaksiapan panitia menjadi penyebab utama kekacauan. Ia menilai, acara sebesar ini tak seharusnya digelar di satu titik yang berpotensi menimbulkan penumpukan massa yang tak terkendali.
“Kurang persiapan intinya panitianya. Jangan di satu titik, harus dipecah jadi beberapa titik. Bayangin saja, pengangguran se-Kabupaten Bekasi ke situ semua,” ujar Ridwan, memberikan saran konstruktif untuk penyelenggaraan acara serupa di masa mendatang.
Tingginya antusiasme pencari kerja juga membuat acara ini jauh melebihi kapasitas yang tersedia. Berdasarkan data Pemkab Bekasi, sebanyak 25.000 pencari kerja datang untuk memperebutkan hanya 2.517 lowongan yang disediakan oleh 64 perusahaan peserta.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyatakan bahwa antusiasme yang membludak ini bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan oleh pemerintah. Sebaliknya, ia mengakui bahwa hal tersebut menjadi beban moral yang berat bagi Pemkab Bekasi. “Terkait masalah antusias ini bukan suatu hal sebagai pemerintah untuk dibanggakan. Artinya di sini beban moral juga bagi Pemkab Bekasi. Memang di kloter pertama ini, kita membuka 2.000 lebih, yang datang 25.000,” kata Ade kepada wartawan.