Asep menekankan bahwa transparansi data merupakan elemen penting dalam upaya perbaikan kualitas udara secara sistematis. Penyampaian informasi mengenai keadaan polusi udara harus lebih terbuka agar langkah intervensi dapat dilakukan dengan lebih efektif. Menurutnya, bukan hanya intervensi sesaat yang dibutuhkan, tetapi juga tindakan berkelanjutan dan inovatif untuk memerangi pencemaran udara.
Dalam menghadapi tantangan ini, DLH DKI Jakarta merencanakan untuk menambahkan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah. Dengan demikian, pemantauan kualitas udara di Jakarta diharapkan dapat menjadi lebih luas dan akurat, sehingga kesehatan masyarakat bisa lebih terjaga.