Jumlah massa yang diperkirakan sekitar 1.500 orang tersebut menunjukkan antusiasme tinggi dari kalangan mahasiswa terhadap isu yang mereka suarakan. Aksi ini menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar yang mengkritik pemerintah terkait kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Sejak pagi hari, pihak kepolisian telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi potensi kerumunan dan menjaga situasi tetap kondusif. Mereka menyiapkan mobil pengurai massa dan water cannon, serta melakukan penutupan jalan di beberapa titik strategis seperti Jalan Kapuas dan di depan Masjid Raya Baitul Izzah. Selain itu, barrier dan kawat berduri juga dipasang untuk membatasi akses mahasiswa ke dalam gedung DPRD.
Meskipun upaya kepolisian tersebut, mahasiswa tetap menunjukkan semangat yang tinggi dan berusaha menggeser barrier yang dipasang. Hingga berita ini ditulis, mahasiswa masih dalam proses pengumpulan massa dan melanjutkan aksi di depan kantor DPRD Provinsi. Aksi demonstrasi ini tak hanya menunjukkan keberanian para mahasiswa, tetapi juga menggambarkan kekecewaan mereka terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia saat ini. Hal ini juga menggugah masyarakat untuk turut memperhatikan isu-isu penting yang tengah dibahas oleh generasi penerus bangsa.