Polisi menyikapi aksi ini dengan tegas dan berupaya membubarkan massa demonstran yang terus bertahan di Patung Kuda. Ketegangan terus berlangsung antara keduanya, dan kondisi kota pun semakin tegang.
Peristiwa ini menunjukkan pentingnya dialog antara pemerintah dan mahasiswa untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dan menemukan solusi yang adil bagi semua pihak. Keterlibatan seluruh pihak dalam sebuah diskusi yang damai dan terbuka dapat membantu mencegah eskalasi konflik serta menghindari potensi terjadinya pertumpahan darah atau kekerasan fisik lainnya.
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi mereka kepada pemerintah. Namun, pemerintah juga perlu responsif terhadap aspirasi masyarakat, termasuk mahasiswa, serta memberikan ruang untuk dialog yang terbuka dan membangun.
Pemerintah, termasuk presiden, diharapkan mampu mendengar dan merespons tuntutan masyarakat dengan bijak, sekaligus menunjukkan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan demokrasi dan penegakan hak asasi manusia.
Tindakan represif dari aparat keamanan terhadap demonstran juga perlu dihindari, karena hal tersebut dapat memperburuk konflik serta melukai hak-hak sipil dan politik warga negara. Keamanan dan perlindungan hak asasi manusia haruslah menjadi prioritas utama dalam penanganan setiap aksi demonstrasi atau unjuk rasa.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, penting bagi pemerintah dan aparat keamanan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan para pemangku kepentingan, termasuk organisasi mahasiswa, guna mencegah terjadinya benturan fisik yang berpotensi membahayakan kedua belah pihak. Selain itu, penegakan hukum yang adil dan transparan juga diperlukan untuk menegakkan keadilan dalam menangani situasi konflik sosial.