Kurangnya armada yang dapat menjangkau tempat kejadian membuat petugas harus mencari cara lain untuk memadamkan api. Mereka terpaksa melakukan pemadaman secara manual dengan menaiki bangunan dari lantai satu hingga lantai tiga. Selain itu, kondisi dalam bangunan yang masih panas dan sulit diakses karena adanya arus listrik juga semakin mempersulit proses pemadaman.
"Tadi sempat tersengat listrik tapi tidak terlalu berbahaya, hanya membuat petugas saya kaget. Titik kebakaran bermula di lantai dua, namun angin kencang membuat kobaran api cepat merambat ke atas," terang Anang.
Anang menegaskan bahwa seharusnya proses pemadaman api di bangunan yang tinggi menggunakan armada Damkar Bronto Skylift yang memiliki ketinggian lebih dari 10 meter. Namun, sayangnya armada Damkar Kota Malang tidak dilengkapi dengan fasilitas tersebut.