Kasus kematian massal kerbau di Oki, Sumatera Selatan, akibat virus ngorok menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi pertenakan ternak di daerah tersebut. Sebanyak 431 ekor kerbau mati akibat terinfeksi virus ngorok, dan hal ini telah menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah bagi para peternak di Oki.
Virus ngorok, juga dikenal sebagai bovine respiratory syncytial virus (BRSV), merupakan virus pernapasan yang menyerang hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Virus ini menimbulkan gejala seperti demam, batuk, pilek, dan kesulitan bernapas pada hewan yang terinfeksi. Terkadang, virus ngorok juga dapat menyebabkan kematian pada hewan yang terserang, seperti yang terjadi pada kasus kematian massal kerbau di Oki.
Masalah ini menjadi sorotan utama karena jumlah kerbau yang mati cukup besar sehingga berdampak langsung pada ekonomi peternak di Oki. Puluhan juta rupiah merupakan kerugian yang signifikan bagi para peternak, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sudah terbebani akibat pandemi COVID-19.