Pemerintah setempat segera merespons kasus ini dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang cepat. Langkah-langkah karantina terhadap hewan yang masih hidup, pemusnahan terhadap hewan yang mati, dan penyemprotan disinfektan di area pertenakan dilakukan untuk meminimalkan penyebaran virus ngorok. Selain itu, edukasi dan sosialisasi tentang tanda-tanda infeksi virus ngorok juga ditingkatkan agar peternak dapat mengenali gejala-gejala tersebut dengan lebih cepat.
Kasus kematian massal kerbau akibat virus ngorok ini juga menjadi peringatan penting bagi peternak di seluruh Indonesia untuk meningkatkan sistem kesehatan dan kebersihan di pertenakan ternak mereka. Peran petugas veteriner dalam melakukan monitoring kesehatan hewan dan memberikan vaksinasi yang tepat juga menjadi sangat krusial dalam mencegah penyebaran virus ngorok dan penyakit lainnya di peternakan.
Selain itu diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah, peternak, dan ahli peternakan untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mencegah dan mengatasi kasus serupa di masa depan. Penerapan protokol kebersihan dan kesehatan hewan yang ketat, pengawasan yang lebih intensif terhadap kesehatan ternak, serta penguatan sistem deteksi dini akan sangat membantu dalam mencegah penyebaran virus ngorok maupun penyakit lainnya di pertenakan.