Konflik di Ukraina telah memanas sejak aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, yang diikuti oleh pemberontakan di wilayah timur Ukraina yang didukung oleh Rusia. Kedua pihak telah terlibat dalam pertempuran sengit, merenggut ribuan nyawa dan mengakibatkan kerusakan parah di wilayah tersebut.
Serangan terhadap pangkalan udara Ukraina oleh Rusia juga memperburuk hubungan antara kedua negara, yang telah memanas sejak krisis Ukraina pecah. Barat telah memberlakukan sanksi ekonomi yang merugikan terhadap Rusia sebagai respons terhadap konflik di Ukraina, sementara Rusia menegaskan bahwa Ukraina merupakan wilayah kepentingannya.
Respons dari pihak Barat terhadap serangan tersebut kemungkinan akan menguat, dengan kemungkinan penerapan sanksi tambahan terhadap Rusia. Langkah ini diharapkan dapat menunjukkan solidaritas Barat terhadap Ukraina dan memberikan tekanan terhadap Rusia untuk mengakhiri agresinya di Ukraina.
Di sisi lain, sikap Rusia dalam konflik di Ukraina terus mendapat sorotan internasional. Dugaan keterlibatan Rusia dalam mendukung pemberontakan di Ukraina telah menjadi persoalan sensitif dalam hubungan internasional, dan kedatangan pesawat-pesawat pasokan dari Barat di Ukraina semakin memperkeruh hubungan Rusia dengan negara-negara Barat.