Pemerintah Yordania, di bawah kepemimpinan Khasawneh, sedang berusaha keras untuk merangsang kembali pertumbuhan ekonomi yang telah melambat selama satu dekade terakhir, yang hanya berkisar sekitar dua persen. Pertumbuhan yang lesu ini telah menjadi beban tambahan dengan datangnya pandemi dan konflik di negara tetangga seperti Irak dan Suriah.
Selain itu, hasil pemilihan umum baru-baru ini juga mengungkapkan kemenangan yang signifikan bagi oposisi Ikhwanul Muslimin dan sekutu ideologis kelompok militan Palestina Hamas. Hal ini menunjukkan bahwa ada pergeseran kekuatan politik yang mungkin akan mempengaruhi kebijakan dalam negeri maupun luar negeri yang akan dilaksanakan oleh pemerintah baru.
Pasca pemilihan, komposisi baru parlemen yang beranggotakan 138 orang menunjukkan bahwa mayoritas masih dikuasai oleh pemerintah, tetapi oposisi yang dipimpin oleh kaum Islamis yang lebih vokal memiliki potensi untuk menantang kebijakan-kebijakan yang diusung pemerintah terutama terkait dengan reformasi pasar bebas dan kebijakan luar negeri yang dipimpin IMF.