Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menghadapi tekanan yang kuat dan ancaman akan dilengserkan dari jabatannya apabila perang berakhir tanpa adanya serangan besar ke wilayah Rafah dan pemusnahan terhadap Hamas. Sebelumnya, Hamas telah menyatakan penerimaan terhadap proposal gencatan senjata yang diajukan oleh mediator dari Mesir dan Qatar, dengan tujuan mengakhiri konflik bersenjata dengan Israel di wilayah Gaza.
Anggota Hamas, Khalil al-Hayya, mengungkapkan bahwa proposal gencatan senjata yang disepakati melibatkan tiga tahap. Di antaranya termasuk penarikan pasukan Israel secara keseluruhan dari Gaza, pemulangan warga Palestina pengungsi ke rumah mereka, serta pertukaran sandera dengan tahanan yang bertujuan mencapai gencatan senjata yang bersifat permanen.
Dalam tahap pertama yang direncanakan berlangsung selama enam pekan, jeda perang akan diimplementasikan, dan Israel diharuskan untuk menarik pasukannya ke wilayah timur dan menjauh dari wilayah Gaza yang padat penduduk, serta memindahkan pasukannya ke titik perbatasan antara Israel dan Gaza. Pada tahap kedua, operasi militer akan dihentikan secara permanen, dan pasukan Israel sepenuhnya ditarik dari wilayah Gaza. Sementara pada tahap ketiga, tahanan dari kedua belah pihak akan dibebaskan.