Surat kabar Jepang, Asahi, melaporkan bahwa sembilan kelompok dan individu tersebut berada di Rusia, sementara dua organisasi lainnya yang berbasis di Siprus diduga membantu mengangkut senjata dari Korea Utara. Langkah serupa juga sudah ditempuh oleh Departemen Keuangan AS pada bulan Agustus 2023, yang memberlakukan sanksi terhadap Rusia karena penggunaan amunisi dan kehilangan alat berat di Ukraina.
Masih terkait dengan hal ini, Korea Selatan juga memberlakukan sanksi terhadap dua kapal Rusia dan tujuh kapal Korea Utara karena berbagai aktivitas, termasuk dugaan perdagangan pasokan militer antara Moskow dan Pyongyang. Kementerian Luar Negeri Seoul menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut membawa sejumlah besar kontainer antara Rusia dan Korea Utara yang mengangkut pasokan militer.
Sementara itu, Pyongyang sendiri membantah tuduhan bahwa mereka mengirimkan senjata ke Rusia dengan menyatakan bahwa mereka tidak berniat mengekspor kemampuan teknis militer ke negara manapun. Meski demikian, tuduhan ini telah mendapat perhatian serius dari negara-negara terkait, dan sanksi yang diberlakukan oleh Korea Selatan dan Jepang merupakan langkah tegas sebagai respons terhadap dugaan transaksi senjata antara Korea Utara dan Rusia.