Setelah menulis nama pilihan, setiap kardinal melipat surat suara dan memasukkannya ke dalam sebuah guci perunggu. Proses penghitungan dilakukan dengan cermat dan diawasi oleh tim yang terdiri dari tiga pengawas, tiga infirmari (untuk mengurus kardinal yang sakit), dan tiga petugas revisi, yang dipilih secara acak.
Surat suara yang telah dihitung akan dijahit menjadi satu bundel sebelum dibakar. Jika belum ada satu pun kandidat yang meraih dua pertiga suara, maka asap hitam akan mengepul dari cerobong Kapel Sistina — tanda belum terpilihnya Paus baru.
Putaran demi Putaran Sampai Terpilihnya Pemimpin Baru
Pada hari pertama, biasanya hanya dilakukan satu kali pemungutan suara malam. Jika belum ada hasil, maka konklaf berlanjut dengan empat putaran per hari — dua di pagi hari dan dua di sore.
Selama masa ini, para kardinal tidak hanya memberikan suara, tetapi juga banyak berdoa dan bermeditasi. Begitu seorang kandidat memperoleh dukungan mayoritas, asap putih akan keluar dari cerobong sebagai tanda bahwa umat Katolik di seluruh dunia telah memiliki seorang Paus baru.