Tampang.com | Krisis kemanusiaan kembali mencuat di tengah konflik bersenjata yang memanas di salah satu kawasan strategis dunia. Ratusan warga sipil dilaporkan tewas dan ribuan lainnya mengungsi, namun respons komunitas internasional dinilai lamban, bahkan cenderung abai.
Kekerasan Meningkat, Korban Sipil Berjatuhan
Serangan demi serangan terus berlangsung tanpa pandang bulu. Sekolah, rumah sakit, dan permukiman padat penduduk menjadi sasaran dalam konflik yang telah berlangsung berminggu-minggu. Gambar-gambar memilukan dari anak-anak terluka dan keluarga yang kehilangan tempat tinggal menyebar luas, memicu kemarahan publik global.
Namun sayangnya, meski tekanan dari berbagai organisasi kemanusiaan sudah dilayangkan, banyak negara besar memilih bungkam atau hanya memberi pernyataan normatif tanpa aksi nyata.
“Ini bukan hanya soal perang, tapi soal kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujar seorang analis hubungan internasional. Ia menilai bahwa dunia terlalu banyak berkalkulasi politik, hingga melupakan sisi kemanusiaan.
PBB dan Negara Besar Dituding Tak Bertindak Tegas
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dinilai kehilangan taringnya dalam menangani konflik ini. Resolusi demi resolusi hanya menghasilkan perdebatan panjang tanpa solusi konkret. Dewan Keamanan PBB justru terpecah, dengan veto yang terus memperumit upaya gencatan senjata.