Fenomena ini memperlihatkan bagaimana opini publik kini dibentuk oleh narasi visual, bukan hanya oleh laporan diplomatik resmi.
Saatnya Dunia Bangkit dari Kebisuan
Konflik yang terus berulang dengan pola korban sipil sebagai pihak paling dirugikan seharusnya menjadi alarm bagi komunitas internasional. Dunia dituntut untuk tidak lagi memilih diam, tetapi bertindak konkret demi menyelamatkan nyawa dan martabat manusia.
Ketika suara para korban tak lagi terdengar oleh pemimpin dunia, maka tanggung jawab moral berpindah kepada kita semua—masyarakat global yang masih memiliki hati nurani.