Lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel menjadi saksi tragedi memilukan saat sepuluh orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan roket pada hari Sabtu, 27 Juli 2024. Serangan tersebut telah menimbulkan kontroversi yang melibatkan pihak-pihak terkait di kawasan tersebut.
Israel langsung menuduh Hizbullah sebagai pelaku serangan tersebut, tetapi pihak Lebanon menyangkal segala keterlibatan. Hizbullah dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa perlawanan Islam tidak terlibat dalam insiden tersebut.
Selain itu, Hizbullah juga mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan sebuah pembalasan atas serangan Kfarkila. Dalam klaim mereka, Hizbullah juga menyebutkan bahwa setidaknya empat serangan, termasuk dengan roket Katyusha, sebagai respons terhadap insiden tersebut. Namun, perwakilan senior Hizbullah, Mohammad Afif, membantah secara tegas atas keterlibatan mereka dalam serangan terhadap Majdal Shams.
Konflik antara Hizbullah dan Israel tidaklah baru. Keduanya telah saling baku tembak sejak Oktober, yang bermula setelah serangan Hamas terhadap Israel selatan yang memicu perang di Gaza. Perang ini sendiri merupakan eskalasi terburuk sejak tahun 2006.