Serangan ini terjadi setelah milisi yang didukung Iran melanjutkan serbuan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah setelah jeda selama berbulan-bulan. Salah satu serangan udara sebelumnya dilakukan untuk menargetkan kombatan di Irak yang berupaya meluncurkan sistem udara tak berawak serangan satu arah (OWAUAS). Hal ini menunjukkan bahwa pesawat tanpa awak diidentifikasi sebagai ancaman bagi Pasukan Koalisi. Berdasarkan serangan-serangan baru-baru ini, seorang pejabat pertahanan AS menyatakan bahwa AS akan mempertahankan hak asasi untuk membela diri dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang tepat.
Pemerintah Irak berada di bawah tekanan untuk mencapai kesepakatan yang mengharuskan AS menarik pasukannya dari negara tersebut. Meskipun demikian, AS tetap menaruh pasukan dalam jumlah kecil di Irak. Jenderal purnawirawan Joseph Votel, mantan komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), sebelumnya menyatakan bahwa serangan di Irak dapat dipandang sebagai upaya untuk memberi tekanan pada pemerintah setempat.