Tampang.com – Rupiah semakin hari semakin tertekan seperti halnya kabar pada hari Senin kemarin yang menyatakan bahwa rupiah menambus 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS), hal itu menjadi kondisi paling rendah sejak Desember 2015. Perubahan nilai tukar rupiah telah terjadi sejak awal tahun dan jika dilakukan rekapitulasi, nilai rupiah mengalami pelemahan sebesar 3,67 persen.
Berdasarkan penjelasan Juniman, seorang Ekonom Maybank Indonesia, ia mnejelaskan bahwasannya rupiah mengalami pelemahan sejak Bank Indonesia (BI) memangkas suku Bungan acuan sebanyak dua kali dari 4,75 persen menjadi 4,25 persen. Padahal jika kita melihat negara – negara maju di dunia, mereka cenderung menaikkan suku bunga acuannya dibandingkan kea rah menurunkan. Ia mengaku dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi instrument yang efektif menahan mata uang rupiah semakin terpuruk.