Pembatasan ekspor alat pembuat chip dan chip canggih oleh Amerika Serikat (AS) telah memicu respon dari China untuk memperluas blokir terhadap tiga mineral kritis, yaitu galium, germanium, serta antimon.
Ketiga mineral tersebut memiliki peran penting dalam pengembangan semikonduktor, peralatan militer, dan juga baterai mobil listrik. Selain itu, dominasi China dalam suplai mineral-mineral penting ini mengundang kekhawatiran terhadap kemungkinan pembatasan ekspor berikutnya.
Dampak dari pemblokiran China terhadap ekspor mineral kritis ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Hal tersebut telah berdampak pada lonjakan harga mineral kritis tersebut. Sebagai contoh, harga antimon dilaporkan naik hingga mencapai level tertinggi, yakni US$39.500-40.000 (setara dengan Rp 637-645 jutaan) per metrik ton pada 31 Desember 2024 di Rotterdam.