Teknologi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dengan kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau AI, pekerjaan manusia semakin dipermudah. AI mampu menciptakan teks dan karya visual sesuai dengan keinginan pengguna dalam hitungan detik.
Namun, di balik kecanggihan teknologi AI, terdapat potensi penyalahgunaan yang dapat merugikan individu. Kasus baru-baru ini mencuat tentang seorang Youtuber asal Ukraina yang menemukan banyak video singkat dengan wajah dan suara dirinya yang berbicara bahasa Mandarin tersebar di internet.
Konten video tersebut bukanlah hasil kreasi Youtuber tersebut, dan ia juga tidak pernah belajar bahasa Mandarin. Pada video-video singkat tersebut, sosok yang sangat mirip dengan dirinya mengucapkan hal-hal yang tak akan pernah diucapkannya, seperti mendukung Rusia, mempromosikan produk-produk Rusia, serta memuji hubungan China dengan Rusia.
Youtuber Ukraina tersebut dikenal dengan nama Olga Loiek, yang pertama kali membuat akun YouTube pada Desember 2022. Pada awalnya, Olga tidak secara rutin mengunggah konten ke akunnya. Namun, ia mulai menerima pesan dari orang-orang yang melihatnya berbicara bahasa Mandarin di aplikasi media sosial China, Xiaohongshu.
Merasa penasaran, Olga pun mencari video-video yang dimaksud, dan menemukan bahwa wajah dan suaranya telah digunakan dalam setidaknya 35 akun. Hal ini menjadi suatu fenomena yang mengkhawatirkan, menandakan bahwa bisnis "deepfake" di China marak dan menimbulkan dampak negatif yang signifikan, baik bagi korban seperti Olga maupun masyarakat luas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi memang membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, dibalik manfaatnya, teknologi AI juga dapat digunakan untuk melakukan tindakan kriminal dan penipuan yang merugikan individu lain.