Namun, realitas pahit masih menghantui Gaza Utara, di mana pasukan Israel telah berulang kali menargetkan serangan terhadap infrastruktur kesehatan, termasuk rumah sakit-rumah sakit vital seperti Rumah Sakit Indonesia dan Rumah Sakit Kamal Adwan. Alasan yang digunakan oleh rezim zionis untuk melakukan serangan tersebut adalah tuduhan adanya pejuang Hamas yang diduga bersembunyi di dalam rumah sakit.
Dampak dari serangan-serangan tersebut sangatlah merugikan, bukan hanya menelan korban jiwa di kalangan warga sipil, tetapi juga menimpa para staf medis dan pasien yang tengah dirawat di rumah sakit. Kesulitan dalam membawa bantuan medis dan logistik ke wilayah tersebut juga semakin menjadi-jadi akibat dari adanya blokade yang diberlakukan oleh pihak Israel.
Kepergian Dr. Mohammed Shabat menjadi pukulan berat bagi upaya-upaya kemanusiaan di Gaza. Semangat dan dedikasi beliau dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Palestina menjadi cerminan kepedulian seorang profesional dalam situasi sulit. Diharapkan, peristiwa ini menjadi titik pelecut bagi komunitas internasional untuk terus mendukung upaya-upaya perdamaian dan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina, serta menekankan pentingnya melindungi fasilitas kesehatan dan para pekerja kesehatan dalam konflik bersenjata.