Telah berlalu enam bulan sejak Israel meluncurkan serangan brutalnya di Gaza, Palestina, yang menewaskan lebih dari 33.000 warga Palestina - kebanyakan perempuan dan anak-anak - dan mengusir hampir 2 juta orang dari rumah mereka, dalam apa yang lembaga kemanusiaan sebut sebagai "pengkhianatan terhadap kemanusiaan."
Seiring pasukan Israel mundur dari Khan Younis untuk mempersiapkan serangan militer di Rafah, tempat perlindungan terakhir bagi mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, rakyat Gaza bersiap menghadapi kelaparan yang diproyeksikan dapat menjadikan hingga 70% populasi Gaza menghadapi kondisi bencana dalam 4 bulan mendatang.
Situasi tragis ini menimbulkan efek yang meresahkan di Khan Younis, di mana aroma kematian menyelimuti udara. Peristiwa ini memunculkan ketakutan akan dampak jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat. Data menunjukkan tingginya angka kematian dan penyakit yang terkait dengan kekurangan pangan dan air bersih di wilayah tersebut.