Strukturisasi Transaksi: Pelaku membagi uang dalam jumlah kecil agar tidak terdeteksi oleh sistem pengawasan bank.
Penggunaan Perusahaan Cangkang: Perusahaan fiktif atau cangkang digunakan untuk melakukan transaksi keuangan guna menyamarkan pemilik sebenarnya dari dana tersebut.
Transfer Internasional: Uang dipindahkan melalui jaringan bank internasional untuk mengaburkan jejak keuangan dan menyulitkan penelusuran oleh otoritas.
Investasi dalam Aset Riil: Dana ilegal diinvestasikan dalam aset riil seperti properti, emas, dan karya seni untuk menghilangkan jejak uang tunai.
Dampak Skandal
Dampak dari skandal pencucian uang ini sangat luas dan merugikan banyak pihak. Reputasi bank-bank yang terlibat mengalami penurunan drastis, dan kepercayaan publik terhadap sistem perbankan merosot tajam. Investor menjadi ragu untuk menanamkan modal mereka di bank-bank tersebut, yang pada gilirannya mempengaruhi stabilitas keuangan institusi tersebut.
Selain itu, skandal ini juga memicu reaksi keras dari otoritas keuangan dan pemerintah di seluruh Eropa. Banyak negara mulai memperketat regulasi perbankan mereka dan meningkatkan upaya penegakan hukum untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. Bank-bank yang terlibat dalam skandal ini dikenakan denda besar dan diwajibkan untuk melakukan reformasi internal guna meningkatkan kepatuhan terhadap aturan anti pencucian uang.