Pelecehan seksual di lingkungan religius adalah masalah yang jarang terungkap ke permukaan, namun dampaknya sangat besar terhadap korban dan komunitas secara keseluruhan. Korban pelecehan seksual oleh pemuka agama sering kali menghadapi kesulitan besar dalam mencari keadilan dan dukungan, karena pelaku memiliki posisi kekuasaan dan kepercayaan yang kuat. Melalui testimoni korban, kita bisa memahami betapa mendalamnya luka yang ditinggalkan oleh pelecehan ini dan pentingnya penanganan yang tepat.
Kesaksian dari Korban
Kasus Sarah
Sarah (bukan nama sebenarnya), seorang wanita yang aktif dalam komunitas gereja, menceritakan pengalaman traumatisnya. Selama bertahun-tahun, ia menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang pendeta yang sangat dihormati di komunitasnya. "Dia memanfaatkan posisinya untuk mendekati dan memanipulasi saya. Awalnya, saya tidak menyadari bahwa yang dia lakukan adalah pelecehan karena saya sangat percaya padanya," kata Sarah.
Sarah akhirnya berani berbicara setelah bertahun-tahun menderita dalam diam. "Saya merasa sangat malu dan takut. Saya khawatir tidak ada yang akan percaya pada saya karena posisinya yang begitu dihormati," ungkapnya. Namun, dengan dukungan dari teman-teman dan keluarga, Sarah berhasil mengajukan tuntutan hukum dan mendapati pelaku harus menghadapi konsekuensinya.
Kisah John
John (bukan nama sebenarnya), seorang mantan siswa di sebuah sekolah agama, juga menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang gurunya. "Dia sering memanggil saya ke ruangannya di luar jam pelajaran. Awalnya, saya pikir itu untuk bimbingan ekstra, tapi kemudian dia mulai melakukan hal-hal yang tidak pantas," kenang John.